Dunia perfilman Indonesia diwarnai dengan berbagai genre dari mulai 
Drama, Komedi, Horor, Thriller, Omnibus dan Sub-Genre yang sangat 
banyak. Dari genre horror sendiri, meskipun lebih didominasi oleh film 
film horror komedi ga jelas yang juga ditambah dengan judul yang susah 
dicerna oleh nalar tapi di satu sisi Indonesia juga memliki film2 horor berkualitas yang bisa membuat bulu kuduk berdiri sampai membuat 
paranoid para penontonnya, apalagi film film horror Indonesia jaman dulu
 yang seperti kita ketahui sendiri memilik atmosfir horror yang sangat 
kental. Nah maka dari itu disini ane posting 10 Film Horor Indonesia 
Terseram Jaman Dulu 
 1. Pengabdi Setan

 
Pengabdi Setan adalah sebuah film horor 
tahun 1980 dari Indonesia yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. 
Film ini sangat terkenal pada masanya bahkan sampai di dunia 
internasional, dirilis dalam berbagai format seperti VHS dan kemudian 
DVD di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.
Bercerita tentang Sebuah keluarga kaya yang jauh dari agama mendapat 
musibah ketika sang Ibu wafat. Sang Ibu meninggalkan seorang ayah 
bernama Hendarto yang hanya peduli kehidupan bisnis, serta satu putra 
yang pendiam bernama Tomi dan putri bernama Rita yang kecanduan pesta, 
bersama mereka ada satu pembantu bernama Pak Karto (HIM Damsyik) yang 
taat agama dan sudah sakit-sakitan. Pada malam pertama setelah kematian 
sang Ibu, Tomi menjumpai Ibunya kendati tidak berbincang. Keesokan 
harinya, dari saran temannya Tomi menyambangi seorang peramal yang 
berkata bahwa seluruh keluarganya terancam bahaya yang sangat besar dan 
akan menewaskan mereka semua. Lalu sang peramal menyarankannya untuk 
memperkuat diri dengan ilmu hitam.
 
2. Malam Satu Suro
Malam Satu Suro adalah film horor Indonesia tahun 1988 yang disutradarai
 oleh Sisworo Gautama Putra dan dibintangi olehSuzanna dan Fendy 
Pradana. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak 
mengetengahkan sang hantu sundel bolong sebagai tokoh antagonis seperti 
umumnya di perfilman nusantara kala itu, namun sebagai tokoh utama / 
protagonis. Film ini didistribusikan oleh Soraya Intercine Films.
Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang 
gentayangan berwujud sundel bolong dibangkitkan dari kuburannya oleh Ki 
Rengga, seorang dukun Jawa sakti untuk dijadikan anak angkatnya. Dukun 
Jawa itu berkata: “Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak 
angkatku.” (“Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak 
angkatku”). Dia kemudian menancapkan paku keramat ke kepala Suketi 
(Suzanna), arwah penasaran tersebut, merapal mantera kuna berbahasa Jawa
 dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. 
Suatu hari dua orang
 pemuda dari Jakarta sedang berburu kelinci di hutan tersebut. Bardo 
Ardiyanto (Fendi Pradana), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari,
 nyaris membunuh buruannya, namun dihalangi oleh seorang wanita cantik, 
dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan 
Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat 
melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat 
Suketi, namun akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan
 dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki 
Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada “Malam satu Suro” (Tanggal 1
 Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa) di tengah Alas Roban (“Hutan 
Roban”) tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan 
pengantin tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuno yang 
diiringi tari-tarian peri.
Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan 
bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga 
mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong 
maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari Joni, seorang 
pengusaha licik menawarkan perjanjian bisnis di kantor Bardo, namun 
ditolak karena taktiknya yang kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat 
menjatuhkan Bardo. Joni datang ke Mak Talo, seorang dukun lain, dan 
mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan 
Joni mendatangi rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala 
Suketi, sehingga Suketi berubah menjadi Sundel Bolong kembali. Malamnya 
Bardo yang kebingungan menemui mertuanya di Alas Roban dan mengetahui 
latar belakang Suketi yang sesungguhnya. Suketi dulunya adalah seorang 
wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil, arwahnya 
tidak beristirahat dengan tenang dan menjelma menjadi hantu Sundel 
Bolong yang penuh dendam. Setelah membalas dendam, dia kemudian 
dibangkitkan kembali oleh Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya.
 
3. Bayi Ajaib
Tambang intan di sebuah desa, merupakan sumber persaingan keras antara 
Kosim (Muni Cader) dan Dorman (WD Mochtar), yang mula-mula 
mengetahuinya. Mereka berambisi untuk memenangkan kedudukan sebagai 
lurah yang kebetulan akan dilaksanakan. Dorman yang punya darah 
Portugis, punya keyakinan bahwa arwah Alberto Domenique, nenek moyangnya
 yang dikubur di daerah itu akan membantu ambisinya. Sedang Kosim yang 
merasa banyak harta membagi uangnya kepada penduduk untuk mendapat 
simpati. Padahal Sumi (Rina Hassim), istrinya, sedang mengandung. 
Dalam 
sebuah pemeriksaan dukun kampung (Wolly Sutinah), kandungan dinyatakan 
ada keganjilan. Sumi pun pernah terperosok di kuburan Alberto Domenique.
 Maka ketika bayi itu lahir ada keanehan, punya daya sorot mata yang 
serba ajaib. Juga keanehan-keanehan yang lain. Kelahiran bayi ajaib itu 
secara langsung atau tidak telah menyebabkan kegagalan Kosim dan Dorman,
 karena kemudian yang terpilih menjadi lurah adalah Pak Saleh. Sedang 
anak ajaib tadi dapat disembuhkan oleh sesepuh desa (Husin Lubis), 
karena memang kemasukan roh jahat. 
4. Cincin Berdarah
Cincin Berdarah adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1973 dengan
 disutradarai oleh SA Karim. Film ini dibintangi antara lain olehGrace 
Simon dan Muni Cader. Darsih tak perduli sudah punya anak dan suami. Ia 
main selingkuh dengan Kosim tetangganya. Marni adik Kosim mempunyai 
sebuah cincin yang ternyata membawa petaka. Mula-mula bayi Darsih mati 
digigit tikus, kemudian tanpa sengaja Marni memergoki Darsih bersama 
dengan Kosim. Takut rahasianya terbongkar, maka Marni dibunuh.
Cincinnya diambil oleh yang memandikan mayat yang ingin menyimpan 
rahasia. Sejak itu setiap pemilik cincin Marni selalu mendapat petaka. 
Puncaknya arwah Marni mendatangi Darsih yang meminta Kosim tidur di 
rumahnya. Darsih mati ketakutan sedangkan Kosim mati digigit ular kobra.
 
5. Bisikan Arwah
 
  
Bisikan Arwah adalah film Indonesia tahun 1988 dengan disutradarai oleh 
Jopi Burnama dan dibintangi oleh Nina Karina dan Yoseph Hungan.
Melihat ular aneh, Iwan (Yoseph Hungan) sangat ingin memiliki kulitnya. 
Belum sampai ditangkap,diketahui bahwa ular tadi adalah jelmaan arwah 
Parta (Muhammad Yusuf) yang dibunuh penduduk karena mengganggu Eka 
(Putri Salbiah), gadis desa yang memang genit. Untuk membalas dendamnya,
 arwah Parta menggunakan Iwan sebagai medianya. Pembunuhan misterius 
menggelisahkan masyarakat desa itu. Melalui seorang ulama (Pitraja 
Burnama)diketahui bahwa Parta yang buruk rupa menginginkan Eka, tapi 
karena selalu dihina lalu bertapa dan mendapat bantuan Ratu Ular dengan 
syarat tak boleh kimpoi. Parta berhasil memacari Eka dan membunuhnya. 
Mira (Nia Karina)istri Iwan, ikut gelisah,ingin membongkar misteri ini.
Waktu ayah Mira, Suparja (Rachmat Hidayat) sakit keras disembuhkan oleh 
dukun Mbah Rejo (Joes Terpase) yang berjanji menemukan siapa manusia 
ular yang membuat resah hanya untuk menggagahi Mira. Iwan cepat datang 
dan menggagalkan usaha Rejo. Penduduk yang semula mencurigai Rejo, kini 
beralih ke Suparja, karena saat ular mengamuk melawan semua penduduk 
desa Supardja tidak ada di rumah. Saat keadaannya kritis, datang bapak 
Ajengan, dukun aliran putih, yang berhasil mengalahkan Parta dan 
membebaskan Iwan dari belenggunya. Parta kembali dikuburkan secara 
baik-baik.
 
6. Lukisan Berlumur Darah
Dua penjahat merampok rumah Diarsi (Yurike Prastica). Suaminya dibunuh. 
Pembantunya, Yunan (Piet Pagau) terluka, tapi Diarsi berhasil membunuh 
dua perampok itu dan entah kenapa tak lapor polisi dan memilih 
menguburkan mayatnya diam-diam di bawah pohon beringin depan rumah dan 
kamar mandinya. Agus (Dharma Harun), guru SMA dan istrinya, Hanna (Tiara
 Jaquelina) membeli rumah tua terbengkalai yang agaknya ditinggalkan 
pemiliknya dari seorang makelar.
Malam hari beringin di depan rumah itu 
tercerabut dan tampak tulang belulang manusia. Polisi mencari pemilik 
rumah sebelumnya yang tak diketahui tempat tinggalnya lagi. Hanna jatuh 
cinta pada lukisan wanita yang rusak pada saat peristiwa perampokan, dan
 memperbaikinya. Hanna jadi sering mimpi seperti melihat peristiwa yang 
terjadi di rumah itu. Agus juga sering diganggu mimpi tapi kemudian 
hilang berkat dia bersembahyang sesuai petunjuk ulama. Hanna yang tak 
bersembahyang sering kerasukan roh Diarsi, yang dalam mimpi Hanna 
ketahuan dibunuh oleh Yunan. Tampaknya Yunan dan Diarsi lalu 
berumahtangga. Roh Diarsi ini ingin membalas dendam. Maka sekali waktu 
Hanna tanpa sadar membunuh murid Agus. Luka di dada murid itu membuat 
Agus kaget, karena tepat seperti dalam mimpinya.
7. Ratu Ilmu Hitam
 
  
Ratu Ilmu Hitam adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai 
oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Suzanna dan Alan Nuari.
Film ini mendapatkan nominasi untuk aktris terbaik (Suzanna), pemeran 
pembantu terbaik (W.D. Mochtar), penyunting terbaik, penata artistik 
terbaik, dan sinematografi terbaik dalam Festival Film Indonesia 1982.
Suasana meriah pernikahan Baedah dan Kohar tiba-tiba kacau. Pengantin 
putri histeris ketakutan, Reog yang ditanggap mengamuk. Atas inisiatif 
para tetua, dipanggil dukun untuk mengatasi kekacauan itu. Dukun 
mengatakan bahwa yang membuat guna-guna ada di barat. Pernyataan ini 
membuat Kohar berprasangka pada Murni, bekas pacarnya. Bersama penduduk 
lain rumah Murni dibakar, dan Murni dibuang ke jurang. Murni 
diselamatkan dukun teluh Gendon, yang sebenarnya jadi sumber onar. Murni
 yang pernah dinodai Kohar, dibujuk untuk balas dendam. Keadaan desa 
makin parah, sampai datang seorang pemuda taat beragama yang sudah lama 
mencari adiknya. Pemuda itu adalah kakak Murni.
8. Dendam Jumat Kliwon
Sepasang suami-istri (Arthur Tobing, Joice Erna) dibunuh perampok yang 
menjarah rumah mereka. Suami-istri tadi jadi hantu yang mengganggu para 
perampok dan keluarganya. Mula-mula ayah dan mertua perampok dibunuh. 
Lalu para perampok yang merupakan anak dan menantu ayah yang terbunuh 
tadi. Semua peristiwa selalu di malam Jumat Kliwon. Dengan bantuan Brata
 (Syamsuri Kaempuan), seorang pandai, kedua muridnya dan petunjuk 
gurunya (BZ Kadaryono), teror ini bisa diatasi.
9. Sundel Bolong

 
Sundel Bolong adalah film horor dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang 
disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra dan diperankan oleh
 Suzanna dan Barry Prima. Film ini adalah film pertama yang diangkat 
berdasarkan mitos / legenda rakyat sundel bolongdan dianggap sebagai 
film yang telah memopulerkan mitos tersebut. Dengan semboyan film 
“Cantik… menggairahkan… tak kenal ampun!”, film ini didistribusikan oleh
 Rapi Films.
Film horor ini adalah film bertemakan sundel bolong yang pertama dalam 
serial film sundel bolong yang disutradarai Sisworo Gautama Putra yang 
sebelumnya telah dikenal luas kepiawaiannya dengan filmnya Primitif 
(1978) dan Pengabdi Setan (1980) yang terkenal secara internasional.
Bercerita tentang Alisa (Suzanna) adalah seorang mantan pekerja seks di 
bawah seorang “Mami” (germo). Hidupnya berubah total setelah dinikahi 
oleh Hendarto (Barry Prima). Suatu hari seorang pengusaha butik bernama 
Rudi mengajak Alisa bekerja di toko butiknya. Alisa diminta memperagakan
 pakaian-pakaian yang ada di butik Rudi. Melihat kecantikan Alisa, Rudi 
tergoda, namun Alisa menolak dengan halus. Kejadian itu membuat Rudi 
marah dan merancanakan niat jahat. Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi
 kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa. Dengan 
perasaan hancur Alisa dapat kembali ke rumahnya. Setiap hari Alisa 
merenungi nasibnya. Bi Ijah pun maklum atas apa yang dialami Alisa. 
Alisa meminta pendapat dokter mengenai tindakan yang harus dijalaninya. 
Dokter memberikan saran baik buruknya mengenai dilakukannya pengguguran 
kandungan. Alisa mendapat kabar dari suaminya yan akan pulang. Alisa 
bingung menghadapi masalahnya. Alisa merasa berdosa dan karena putus asa
 akhirnya Alisa bunuh diri di kamar mandi.
Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin 
membalas dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu
 persatu orang suruhan Rudi yang merusak kehidupan Alisa menemui ajalnya
 dengan keji namun misterius. 
10. Dukun Lintah
Hany (Susanna Caecilia) dan Nurdin (Alex Kembar) sudah lama berpacaran, 
tapi tidak disetujui oleh ayah Hany, Rustam (A.Hamid Arief). Rustam 
ingin menjodohkan Hany dengan anak teman usahanya, Hendra (Hendra 
Cipta), karena Rustam mempunyai sejumlah hutang pada ayah Hendra, 
Hidayat(S.Bono). Hendra berusaha mendekati Hany dengan berbagai cara, 
termasuk hipnotis, tetapi Hany tetap menolak. 
Dengan restu ibunya, Hany 
resmi menikah dengan Nurdin. Hendra nekat pergi ke dukun Lintah (AN 
Alcaf) membuat Nurdin terkena ilmu hitam dan sakit yang tak dapat 
diobati dokter. Nurdin dibawa ke dukun Mak Ondong (Wolly Sutinah)justru 
menjadi parah. Penyakit Nurdin, seperti sakit anjing gila itu menular 
kepada Hany. Selain itu penyakit dengan ciri lintah menular pada 
penduduk kampung. Keadaan ini membuat marah penduduk, dan saat orangtua 
Hany datang menjenguk hendak dikeroyok penduduk desa. 
Malapetaka ini 
berakhir berkat bantuan doa ulama Ibrahim (Husin Lubis), yang mnegetahui
 siapa pembuat ilmu hitam ini. Hendra tewas, ketika meloloskan diri. 
Nurdin dan Hany pun lalu sembuh, sedang Rustam mengakui kesalahannya 
memaksa Hany untuk kimpoi dengan Hendra.
      
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13774467