1. SYEKH MAULANA ISHAK
Di
awal abad 14 M, kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Mena Sembuyu,
salah seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja
dan rakyatnya memeluk agam Hindu dan sebagian ada yang memeluk agama
Budha.

Pada
suatu hari Parbu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya
pasalnya puteri mereka satu-satunya jatuh selama beberapa bulan. Sudah
diusahakan mendatangkan tabib dan dukun untuk mengobati tapi sang puteri
belum sembuh juga.
Memang
pada waktu itu kerajaan Blambangan sedang dilanda wabah penyakit.
Banyak sudah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad tanah jawa esok
sakit sorenya mati. Seluruh penduduk sangat prihatin, berduka dan hampir
semua kegiatan sehari-hari menjadi macet total.
Atas
saran permaisuri Prabu Menak Sembuyu mengadakan sayembara, siapa yang
dapat menyembuhkan puterinya akan diambil menantu dan siapa yang dapat
mengusir wabah penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai Bupati atau
Raja Muda. Sayembara disebar hampir keseluruh pelosok negeri. Tapi
sudah berbulan-bulan tidak juga ada yang dapat memenangkan sayembara
tersebut.
Permaisuri
makin sedih hatinya, prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur isterinya
dengan menugaskan Patih Baju Sengara untuk mencari pertapa sakti guna
mengobati penyakit puterinya.
Diiringi
beberapa prajurit pilihan, Patih Baju Sengara berangkat melaksanakan
tugasnya. Para pertapa biasanya tinggal dipuncak lereng-lereng gunung,
maka kesanalah tujuan Patih Bajul Sengara.
Patih
Bajul Sengara akhirnya bertemu dengan Resi Kandabaya yang mengetahui
adanya tokoh sakti dari negeri seberang. Orang yang dimaksud adalah
Syekh Maulana Ishak yang sedang berdakwah secara sembunyi-sembunyi
dinegeri Blambangan.
Patih
Bajul Sengara bertemu dengan Syekh Maulana Ishak yang sedang
bertafakkur disebuah goa. Syekh Maulana Ishak mau mengobati puteri Prabu
Menak Sembuyu dengan syarat Prabu mau masuk atau memeluk agama Islam.
Syekh Maulana Ishak memang piawai dibidang ilmu kedokteran, puteri Dewi
Sekar Dadu sembuh sekali diobati. Wabah penyakit juga lenyap dari
wilayah Blambangan. Sesuai janji Raja maka Syekh Maulana Ishak
dikawinkan dengan Dewi Sekardadu. Kemudian diberi kedudukan sebagai
Adipati untuk menguasai sebagian wilayah Blambangan.
2. Hasutan Sang Patih
Tujuh
bulan sudah Syekh Maulana Ishak menjadi adipati baru di Blambangan,
makin hari semakin bertambah banyak penduduk Blambangan yang memeluk
agama Islam. Sementara Patih Bajul Sengara tak henti-hentinya
mempengaruhi sang prabu dengan hasutan-hasutan jahatnya. Hati Prabu
Menak Sembuyu jadi panas mengetahui hal ini.