5. Macan Tutul dari India
Macan tutul adalah kucing besar yang paling kecil diantara jenis
lainnya, tetapi tidak mengurangi keganasannya. Sesuai dengan fakta,
macan tutul ini kemungkinan adalah binatang pemangsa manusia yang
tertua. Banyak bekas gigitan macan tutul pada fosil manusia terdahulu,
dapat disimpulkan bahwa macan tutul ini adalah salah satu yang memangsa
para leluhur kita tiga juta tahun yang lalu. Namun walaupun mereka
adalah salah satu kucing pemangsa yang bisa membahayakan jiwa manusia,
namun hanya sebagian saja yang melakukannnya, yang lebih menyukai daging
manusia daripada lainnya. Salah satunya yang hidup di desa Panar,
wilayah Kumaon, India, macan tutul jenis inilah yang paling banyak
memangsa manusia. Macan tutul ini banyak memangsa manusia di awal abad
20.
4. Hiu dari New Jersey AS
Penyerangan ikan hiu ini terjadi di Kota New Jersey Amerika Serikat pada
tahun 1916, yang pada saat itu pengetahuan manusia terhadap jenis,
karakter dan pola hidup ikan hiu ini masih kurang. bahkan ada yang
menyatakan bahwa ikan hiu tidak berbahaya sama sekali bagi manusia.
Namun pernyataan tersebut dimentahkan oleh adanya kasus penyerangan hiu
terhadap manusia, di New Jersey, Amerika Serikat. Korban pertamanya
adalah seorang pemuda bernama Charles Vansant, yang sedang berenang di
pantai yang dangkal bersama anjingnya. penyerangan tersebut disaksikan
olah beberapa orang, termasuk keluarganya, Para penjaga pantai dengan
segera berlari menuju tempat kejadian mencoba menolong Charles. Ikan hiu
tersebut seperti sangat gigi sekali dan mengikuti kemana arah para
penjaga pantai itu berada, bahkan hingga ke tepi pantai yang kemudian
menghilang. ikan hiu tersebut telam memutuskan urat-urat arteri di
bagian paha Charles dan bahkan dagingnya terkelupas. Charles Vansant
meninggal akibat kehabisan darah, saat menuju rumah sakit.
Lima hari kemudian, di tempat yang sama, ikan hiu yang sama kembali
menyerang manusia, Charles Bruder. Seorang saksi menyatakan ia melihat
sebuah kano merah yang terbalik, namun setelah didekati warnah merah
tersebut berasal dari darah Charles Bruder yang berhamburan. ikan hiu
tersebut memotong kaki Charles hingga terlepas. Charles kemudian diseret
ke pesisir pantai, namun sebelum sampai di pesisir pantai nyawanya
sudah tak tertolong.
4. Harimau Betina Dari Nepal
Di penghujung abad 19, wilayah Nepal yang berdekatan dengan pegunungan
Himalaya, Champawat, telah diteror oleh kebrutalan dan keganasan
binatang pemangsa. Seekor harimau betina ini telah memangsa laki-laki,
perempuan dan anak-anak, yang masuk ke area hutan. Akibat intesitas
penyerangan sangat sering dan sangat sadis, orang-orang sekitar mulai
membicarakan hal-hal klenis terhadap peristiwa hilang dan terbunuhya
orang-orang yang masuk ke dalam hutan. Padahal pelakunya adalah seekor
harimau Bengali, yang diketahui setelah ditembak erbunuh oleh peluru
pemburu. Ia berhasil melarikan diri, namun ia kehilangan dua buah gigi
taringnya. Ia menyerang dan memakan manusia, akibat tak mampu lagi
mendapatkan makanan dari binatang yang biasa dimangsanya. Dengan kata
lain, ia adalah harimau tanpan taring, atau raja tanpa mahkota, sehingga
tak mampu lagi membunuh dan menyerang binatang-bintang yang lebih
cekatan dan kuat daripada sebelumnya.
2. Buaya Sungai Nil, Burundi
Di Afrika, tepatnya di daerah Burundi, terdapat binatang besar pemangsa
manusia. Seekor buaya sungai Nil, berkelamin jantan, berukuran panjang
enam meter dan memiliki berat badan hampir satu ton. Gustave, seekor
buaya sungai Nil terbesar dan sang raja diantara predator lainnya di
benua Afrika yang pernah ada. Berdasarkan penuturan masyarakat lokal dan
Patrice Faye (seorang peneliti berkebangsaaan Prancis), Gustave telah
memangsa lebih 300 manusia hingga. Walaupun diceritakan masih hidup,
Gustave si buaya Nil telah melegenda.
1. Singa Dari Njombe, Tanzania
Peristiwa ini terjadi di Tanzania, kawasan Kota Njombe, pada tahun 1932.
Seekor singa jantan, berbadan besar, dan tegap, telah melakukan
pembunuhan secara brutal terhadap manusia di sekitarnya. Sebuah cerita
rakyat setempat menyatakan bahwa singa tersebut adalah peliharaan
seorang tabib lokal, Matamula Mangera, yang menggunakan dan
mengendalikan singa tersebut sebagai balas dendam terhadap sukunya yang
telah memecatnya dari posisi seorang tabib. Meskipun rakyat memohon
untuk mengembalikan kedudukan posisi Matamula sebagai tabib, namun tetap
ditolak kepala suku. Secara kebetulan pula singa tersebut tetap
menyerang dan membunuh manusia, bahkan mencapai jumlah 1,500 jiwa (ada
juga yang menyebutkan 2,000 jiwa). Jumlah tersebut adalah yang paling
buruk bagi sejarah serangan harimau terhadap manusia. Tidak saja
membunuh manusia, tetapi juga singa-singa lainnya (15 ekor), sehingga
tempat tersebut ditinggalkan oleh para kawanannya. Serangan singa
tersebut berakhir, bersamaan dengan diangkat kembali Matamula Mangera
menjadi tabik suku setempat, dan menambah keyakikan para warga suku
terhadap kepercayaanya terhadap Matamula Mangera.
No comments:
Post a Comment